Bahagia yang tidak lagi menjadi rasa senang ketika hanya bisa dinikmati sendiri.
Bahagia yang perlahan tidak lagi mempunyai arti apa-apa.
seperti itulah Cinta Diam-Diam.
Cinta yang tidak butuh kalimat " i love you too " ketika kamu bilang " i love you "
Cinta yang memiliki kebahagiaan sederhana, bahagia melihat orang yang dicintai bahagia walau bukan bersama kita.
Cinta yang tidak perlu saling memiliki.
Cinta yang tidak perlu dipupuk dengan saling menyayangi untuk tetap tumbuh.
Cinta yang bahagia karena hal-hal kecil, melihatnya tersenyum dari kejauhan, mendengar kabarnya baik-baik saja, merasakan kehadirannya di sekitar kita dan mencium aroma khas tubuhnya.
Bahagia itu sederhana ketika cinta diam-diam itu memiliki rasa iklas dan tulus di dalamnya.
"entah berapa tahun memendam cinta dalam kesunyian,
menikmatinya...
menikmati segala kesakitan yang kadang terasa ketika rindu yang menyeruak tidak dapat terobati dengan kehadiranya,
ketika rasa cinta dan sayang yang memenuhi rongga dada ingin keluar untuk diutarakan namun tak bisa,
ketika cuma "dia" alasan untuk tersenyum di saat sedih namun "dia" tidak ada, tak peduli dia tau atau tidak tentang perasaan ini,
tidak peduli dia mengetahui keberadaanmu atau tidak,
tidak peduli apakah dia tau saat ini ada seseorang yang sedang menangis karena merindukannya,
tidak peduli apapun yang terjadi pada diri sendiri, asalkan dia baik-baik saja,
ketika hanya rasa iklas dan tulus menyanyangi yang membuat semua terasa ringan menjalani sebuah cinta diam-diam"
"yak, wajah itu, wajah yang terlihat keras ketika suara yang keluar dari mulutnya membahana, wajah yang tampak tidak peduli soal cinta, tapi saat itu aku melihat wajahnya begitu redup, lembut, dan iklas. wajah seorang lelaki yang mencintai seorang perempuan dengan diam-diam, senyum getir di wajahnya ketika menitipkan hadian kecil untuk wanita itu, getir karena bukan dari tangan-nya lah hadian itu diberikan, getir karena dia tidak bisa mengucapkan langsung kalimat "happy birthday to you", getir karena tidak bisa melihat langsung kebahagian yang terpancar dari wajah wanita itu, getir namun itu tetap senyuman, senyuman dari kebahagian sederhana sebuah cinta diam-diam"
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
0 comments:
Post a Comment