Hey blogwalker….
Malam ini gema takbir berkumandang dimana-mana, itu artinya hari raya idul fitri sudah dekat, kami umat muslim sangat bahagia menyambut hari raya ini sekaligus sedih karena harus berpisah dengan bulan suci yang penuh berkah ini, semoga amal ibadah puasa kita selama 1 bulan ini diterima yah, amin J
Biasanya momen idul fitri dipakai untuk berkumpul sama keluarga di kampung, itu alasannya kenapa Jakarta selalu sepi kalo hari raya idul fitri, karena penduduk Jakarta pada mudik ke kampung halaman. Suasana yang kaya gini jarang banget bisa didapet di Jakarta, gue sekeluarga pake kesempatan ini yang Cuma datang setahun sekali untuk ngajak keponakan2 gue jalan-jalan kemana aja yang mereka mau.
Bukan soal jalan-jalannya yang mau gue share sama kalian, tapi soal kesenjangan social yang sempet menarik perhatian gue tadi. Sebelumnya gue sempet mampir dulu ke salah satu supermarket di bilangan MT Haryono Cuma untuk beli aqua galon, supermarket yang cukup besar dan rata-rata customernya berkendaraan pribadi, jadi pas gue masuk ke gerbang parkir buat ambil tiket, tepat disampingnya ada seorang bapak bersama kedua putrinya, di dekat mereka ada gerobak berisi barang-barang bekas, disitu terlihat kalo mereka adalah pemulung, kebetulan untuk masuk ke area parkir itu macet, jadi gue bisa perhatikan mereka lebih lama.
Si bapak duduk di belakang gerobak dan dua orang putrinya berdiri sambil membawa sebuah kaleng bekas rokok yang dimodifikasi sederhana menjadi mainan dan dengan bangga si anak nunjukin kaleng itu ke si bapak sambil berbicara, ga jelas apa yang dia bicarakan, lalu si bapak menoleh dan tersenyum kepada putrinya, lalu menoleh lagi kedepan dengan tatapan kosong. Tatapan kosong si bapak ke depan, yang dilihatnya adalah rentetan mobil pribadi yang berbondong-bondong untuk menghabiskan uang mereka untuk berbelanja menjelang lebaran, miris banget, betapa dua pemandangan yang berbeda, ga tau kenapa gue sedih liat pemandangan itu, gue sedih liat si bapak yang mungkin sedih gak bisa beliin mainan yang lebih layak untuk anaknya atau sedih karena dia gak bisa merasakan apa yang orang lain rasakan saat menjelang lebaran, gue sedih liat dua anak itu, wajahnya yang polos tertawa sambil memegang kaleng bekas itu, gue yakin Allah memang adil, dia memberikan kebahagian tersendiri untuk umat-Nya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, mungkin kadar bahagia anak itu dengan mainan kaleng bekas dan anak lain dengan boneka Barbie adalah sama. Kenapa disaat banyak orang yang berfoya-foya menghabiskan uang mereka, masih ada orang lain yang memikirkan bisa makan atau tidak hari ini, hidup ini memang adil bagi mereka yang bergelimpangan harta, tapi apakah adil juga untuk mereka yang kekurangan?! Gue sadar betapa gue kurang banget bersyukur sama apa yang udah Allah kasih dan kurang peka sama sesama gue yang kurang beruntung, buat gue mereka adalah orang terhormat, yang selalu ngasih gue pembelajaran hidup secara gak langsung, lewat mereka gue bisa lebih sadar dan bersyukur, Karena mereka, gue selalu merasa cukup dalam hidup gue walaupun kenyataannya kurang, gak pernah terbesit sedikitpun untuk memandang mereka rendah karena mereka adalah orang-orang hebat yang mampu menghadapi kerasnya hidup ini, Dan gue berharap, semoga kelak anak-anak itu bisa meraih semua yang mereka inginkan, yang mungkin dulu gak bisa mereka raih, amin.