Wednesday, February 2, 2011

DEDE DEDE

Sore ini gue terlibat pembicaraan yang begitu menarik bersama sahabat semasa duduk di bangku SMP tentang fenomenal-fenomenal yang terjadi saat ini, bukan soal crop circle yang lagi jadi hot topic di beberapa acara berita, tapi ini soal dede dede magnum dan dede dede slurpee, kedengarannya lucu dan menarik buat ditelusuri maksud dari istilah itu, kebetulan ada narasumber yang terpercaya dan kayanya sangat menguasai dunia anak muda jaman sekarang, haha, langsung aja gue Tanya sama temen gue itu “apa sih dede dede magnum dan dede dede slurppy itu?” Ternyata yang dimaksud dengan dede dede magnum/slurpee itu adalah mahasisiwi-mahasisiwi yang fresh dengan wajah cantik dan fashionable yang sangat menggemari dua makanan itu, mungkin menurut mereka kalo udah makan magnum sama slurppy itu tandanya lo udah GAUL banget di Jakarta. Jujur, sampai saat ini gue belom pernah mencoba dua makanan gaul itu (magnum&slurpee), hehe mau dibilang norak, gak gaul, outofdate atau cupu itu terserah deh, gue emang gak terlalu exciting terhadap perubahan” selera masyarakat, tapi emang kenyataannya begitu, sejak kemunculan dua makanan itu di pasaran dan mulai diburu oleh para anak muda sampai” terjadi kelangkaan magnum dimana-mana, gue masih tetap menggemari pop ice harga gocengan dengan taburan parutan keju, susu cokelat cair dan choco chips dan ice cream UCINO di samping kampus gue (biasanya gue beli hard-soft cone dengan kisaran harga antara Rp 2500-Rp 5500), sangat sesuai lah buat kantong mahasiswi yang berusaha hidup sederhana ditengah derasnya arus pergaulan yang memerlukan uang ekstra lebih, haha, ironis sekali :P .

Kalo diperhatikan, sejak kemunculan magnum di iklan TV, permintaan akan magnum itu meningkat tajam, hampir semua minimarket yang menyediakan magnum diburu oleh para peminat, lucunya sampai” para anak muda jadiin itu sebagai update status mereka di FB atau Twitter, kaya gini contohnya “heeem, enak banget siang-siang makan magnum” atau “aduuuh, pengen banget makan magnum tapi dimana-mana abis”, apalah itu, tapi gue mengangkat 2 jempol buat manajer pemasarannya, sukses euy.

Sebenernya naluri alamiah gue (dibaca:makan) sangat besar, maka munculah hasrat untuk mencicipi sensasi rasa dari dua makanan yang fenomenal itu, apakah saat memakannya seketika jiwa kita yang bagaikan katak di dalam tempurung bisa berubah bagaikan katak di club” malam (berlebihan) atau gue malah jadi ketagihan yang sangat akut sehingga menjadikan gue “dede dede magnum/slurppy”, entahlah, tapi suatu saat gue harus nyoba sensasi rasa dari dua makanan itu.


0 comments:

Post a Comment