Saturday, November 6, 2010

Tingkat Ketrampilan dalam Manajemen



Latar Belakang

Dalam setiap fungsi manajerial umum dilakukan oleh manajer dalam organisasi apapun dapat digolongkan dalam empat fungsi manajemen utama. Manajer di organisasi dan di semua tingkat manajemen melakukan semua fungsi manajemen. Semua manajer perlu keahlian untuk melakukan semua fungsi tersebut, meskipun tidak selalu dalam proporsi yang sama.

Keempat fungsi manajemen adalah:
1. Planning
2. Organizing
3. Leading
4. Controlling
Fungsi-fungsi manajemen yang umum untuk semua manajer di tingkat yang berbeda dalam hirarki organisasi. Namun, pentingnya dan setiap fungsi ini dan upaya manajer harus dimasukkan ke dalam, dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat hirarki dari manajer. Dengan demikian, persyaratan keterampilan dari manajer juga berubah dengan tingkat mereka dalam hirarki manajemen. Lebih lanjut akan saya bahas di bawah ini.

Pembahasan
Untuk menguji hubungan antara tingkat hirarki dari manajer dan keterampilan yang dibutuhkan oleh mereka kelompok manajer kita dapat di organisasi manapun dalam tiga kelompok besar ..
1. Top-manajemen: ini merujuk ke atas satu atau dua tingkat hirarki dalam struktur organisasi. Manajer di tingkat ini memiliki tanggung jawab untuk kinerja organisasi total meliputi kegiatan bisnis. dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditimbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya
2. Tengah-manajemen: ini. Adalah manajer antara manajemen-atas dan tingkat pertama. Mereka umumnya tidak memiliki tanggung jawab untuk lebih dari satu jenis kegiatan usaha, dan bahkan di dalam yang mungkin bertanggung jawab hanya untuk segmen kerja total dalam organisasi. mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.

3. Pertama-tingkat-manajemen:. Mereka berada di terendah satu atau dua tingkat hirarki manajemen. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab untuk secara langsung mengawasi pekerjaan staf operasional, dan bentuk hubungan antara mereka dan manajemen. dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman). Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.

Keterampilan manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Kesimpulan
Seorang manajer yang menjalankan fungsi manajemennya, memiliki tingkatan dalam ketrampilan yang berbeda-beda dan setiap tingkatan itu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. Tingkatan ketrampilan dalam manajemen dibagi menjadi 3 yaitu : Top-management, Middle-management, dan First-level-management.

2 comments:

Anonymous said...

thanks artikel'e nh...
nice blog, keep post

nur annisa said...

makasiii :))
keep visit my blog guys :))

Post a Comment